Menikmati paralayang dan wisata alam Umbul Sidomukti
#Late post : beberapa bagian mungkin sudah berubah yaj …
Melanjutkan perjalanan kami menikmati kota Ambarawa , Jawa Tengah. Setelah kami melihat sejarah kereta dan juga kereta2 jadulnya di Museum Kereta Ambarawa, kami melanjutkan perjalanan menuju kawasan wisata Alam Umbul Sidomukti di kaki gunung Ungaran.

Sebenarnya jalan menuju sini tidaklah terlalu jauh, namun karena harus memutar jadinya agak jauh. Sedangkan saya yang menggunakan motor sewaan, dengan menggunakan batuan om Google Maps, dapat menggunakan jalur2 yang lebih kecil dan tidak macet dan menghemat waktu tempuh perjalanan.
Sekilas kawan wisata alam Umbul Sidomukti
Tempat wisata yang letaknya tidak jauh dari pusat kota dan juga hanya satu jam perjalanan dari kota Semarang merupakan pintu masuk menuju gunung Ungaran tapi saya ga tau ada berapa pintu masuk yah. Setelah melewati jalur yang cukup menantang, kita akan memasuki gerbang selamat datang sekaligus tempat bayar tiket masuk. Bukan hanya sekali loh …
Walaupun lokasinya tidak ditengah kota, tapi jangan sepelekan masalah fasilitas .
Setelah itu kamu bisa menuju beberapa wahana wisata yang ada di daerah itu. Kemarin yang saya lihat ada kolam renang, trus ada arena outbound, kemudian naik keatas ada kafe …. yang lokasinya di pinggir bukit. Nah naik lagi ada penginapan semacam hotel atau villa2. Jalur ini juga menjadi pintu masuk menuju gunung …. Sedangkan tujuan utama kami adalah paralayang.
Kami menuju sebuah meja/front desk yang letaknya di kafe…. Setelah bertanya2 untuk proses menikmati pemandangan sekitaran sini lewat atas/udara. Kami langsung mengisi form pendaftaran, yang sudah jadi sebuah kewajiban setiap kegiatan yang apalagi beresiko tinggi kita harus melakukan pendaftaran. Melalui walkie talkie, sang staff tersebut menghubungi temannya yang ada di lokasi berbeda untuk menyiapkan petalatan. Selesai mengisi form pendaftaran, dilanjutkan dengan menyelesaikan pembayaran. Untungnya …. EDC BCA yang tersedia disana bisa digunakan. Maklum sinyalnya seperti ini. Selang beberapa menit kemudian, saya dijemput staff yang lain.

Kami diculik … …
Ga lah, menggunakan motor kami menuju titik selanjutnya. Setibanya di titik itu, saya melihat beberapa pendaki yang akan naik dan turun dari gunung…. Sedangkan saya, dengan peralatan seadanya diantar menuju titik selanjutnya. Di titik selanjutnya inilah saya akan take off menggunakan paralayang.
Di ujung bukit ini, ada beberapa staff yang sudah menyiapakan peralatan paralayang. Cukup sederhana sih tidak ada bangunana wah. Cuman ada hammock dan tenda
Karena saya tidak tau dengan SOP ber-paralayang, jadi saya hanya mengikuti petunjuk / perintah yang diberikan saja. Setelah menunggu lagi, saya diberikan petunjuk singkat. Kami kan terbang tandom berdiri di pinggir bukit, kemudian turun lalu terbang.
Let’s do it
Selain mengunjungi Ambarawa, mencoba paralayang merupakan salah satu wish list saya. Sebenarnya di puncak Cipanas yang hanya berjarak sekitar 60km-an dari rumah juga ada, tapi tidak pernah kesampean. Akhirnya kesampean di kota orang sih …..
Setelah semua persiapan selesai, peralatan paralayang dan tali menali hayyah kayak pramuka aja dilebarkan dan segala sesuatu yang saya tidak mengerti saya sekali selesai. Saya bersama pilot terbang siap menikmati pemandangan. Berdiri di pinggir bukit sekalian menunggu arah angin menjauhi bukit ini ….. dan lalu …. lari lari lari ….

i’m fly
Hanya lari mungkin 10mtr-an tiba2 badan ini seperti jatuh ke depan. Ya iyalah, wong memang kami lari menuruni bukit …. dan tiba2 kaki tidak menyentuh daratan lagi …. yeaghhhh …. we made it ….
bapak pilot tandem saya langsung mengendalikan pergerakan paralayang. Ternyata suasana di atas ini memang ringan …. bapak pilot mengarahkan paralayang ke kiri dan kanan menikmati pemandangan sekitar sini ….
Dari pembicaraan singkat di udara ini, saya dapat informasi kalau bapak ini sebelumnya berkerja di puncak pas Bogor. Kemudian beberapa tahun lalu pindah ke daerah ini kemudian memperkenalkan olahraga ini kepada masyarakat sekitar. Selain untuk pengunjung umum seperti saya, lokasi ini juga dimanfaatkan oleh mereka yang berlatih paralayang loh. Setelah sekitar 15 menit menikmati pemandangan dari atas sini, kami mendarat dengan aman di sebuah bandara rh lapangan bola dink. Sempat was2 juga apakah saat mendarat saya harus lari atau diam …

Ternyata
Saat mendarat sudah tidak terlalu cepat, jadi cuman betlari beberapa detik saja. Beneran detik …. ga lama …. kemudian berhenti. Setelah itu menggunakan motor saya diantar menuju kafe tempat tadi mendaftar.
cuman penasaran …. kalau ada jadwal main bola, paralayangnya ga terbang atau main bolanya berhenti yah …
Setelah itu, saya mengambil tas yang tadi saya titip di kafe. Isi perut dulu kemudian nikmati spot selfie2-nya donk. Sebenarnya tempat ini cukup nyaman untuk ber leha2, karena selain ada kafe yang terletak di bangunan ini, juga tersedia dua lapangan luas di bawahnya. yah seukuran lapangan basket lah.
kemudian melanjutkan menuju bawah, ke kolam renangnya. Masuk ke kolam ini kita harus bayar parkir dan tiket masuk lagi. Di kolam sendiri saya lebih menikmati spot fotonya, karena kolam ini lokasinya di pinggir bukit juga. Hehehhrhrh ….
Tips
- jalur menuju tempat wisata ini sedikit menantang para pengunjung. Di beberapa titik ada jalan yang cukup ngepas satu mobil ( tapi sudah diarahkan untuk satu arah kendaraan sih) dan jalnnya cukup menanjak terjal.
- Begitu juga jalur turunnya, cukup miring menantang plus kalau rem blong langsung disambit dengan jurang ….
- pakai sendal atau alasa kaki yang benar2 mengikat biar saat terbang ga lepas
- ada juga penginapan disana loh
- Oia ,,, kalau bawa kendaraan, pastikan bahan bakarnya sudah cukup …:)
Related Posts

1990

Survey Korea Jepang : cuaca di Korea
