Melihat sejarah kereta di Museum Kereta Ambarawa
Melihat sejarah kereta di Museum Kereta Ambarawa
Setelah tertunda selama puluhan tahun, ga dink paling beberapa tahun aja. Akhirnya kesampean juga melihat kereta2 yang pernah berjaya di pulau Jawa. Terletak di pusat Kota Ambarawa, dan hanya berjarak sekitar 40 km dari kota Semarang, ibukota Provinsi Jawa Tengah.

Mirip dengan Museum Kereta yang letaknya dipusat kota Beijing, berdekatan dengan Forbidden City … yang terletak di pusat kota, Stasiun Ambarawa sebenarnya memang stasiun yang sudah tidak aktif untuk perjalanan kereta jarak jauh.
Ambarawa awalnya merupakan sebuah kota militer pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda. Raja Willem I memerintahkan untuk membangun stasiun kereta api baru yang memungkinkan pemerintah untuk mengangkut tentaranya ke Semarang. Pada 21 Mei 1873, stasiun kereta api Ambarawa dibangun di atas tanah seluas 127.500 m². Pada awalnya dikenal sebagai Stasiun Willem I. — dikutip dari Wikipedia, 12 Januari 2018
Untuk menuju stasiun / museum ini kamu hanya perlu mengendarai kendaraan melalui jalur utama Semarang – Ambarawa. Setibanya di pusat kota, tinggal cari plang infonya, tidak terlalu rumit sih nyarinya. Kami saja hanya bermodalkan gps dari google maps loh. Itu-pun di tengah-tengah perjalanan saya matikan untuk menghemat penggunaan gps. Gps baru saya nyalakan kembali saat tiba di kota Ambarawa loh.
Layaknya stasiun2 kereta api di pulau Jawa, stasiun ini terbuka untuk umum sesuai dengan jam buka stasiun / museum yah. Kita akan memasuki semua pelataran parkir untuk mobil dan motor. Dari sini pun kamu sudah bisa melihat sebagian lokomotif dan kereta tua ….
Perbedaan lokomotif , gerbong , kereta , rangkaian berdasarkan …
Jika kamu melihat ular besi ini melintas di sekitaran kamu. Kamu pasti bisa secara langsung melihat perbedaannya. Lokomotif adalah bagian dari rangkaian kereta yang memiliki alat penggerak untuk menarik kereta dan gerbong. Kereta adalah bagian dari rangkaian ini yang berisi penumpang manusia. Nah , kalau isinya manusia disebut kereta kalau yang berisi barang dan lain-lain namanya gerbong. Nah, rangkaian kereta ini gabungan dari lokomotif , kereta dan gerbong.

Masuk ke stasiun sekaligus museum Ambarawa
Untuk masuk kamu membeli tiket … tiket masuk museum yah bukan tiket kereta …. setelah membeli dan melewati pengecekan identitas penumpang tiket, di dalam sudah masuk museum. Lorong/ koridor pertama yang akan kamu lewati ada sejenis wall of history. Sejarah perkeretaapian di Jawa. Koridor sepanjang 50mtr akan mengantar kita ke bagian tengah mengantar kita ke bagian hall utama stasiun Salatiga. Hall utama inilah yang dahulu dimanfaatkan masyarakat dan penumpang kereta sehari2 a.k.a stasiun Ambarawa
Sebenarnya saya tidak begitu paham dengan perkeretaapian. Tapi dari hall utama ini saya melihat bangunan cagar budaya ini masih terjaga. Mulai dari loket penjualan yang bentuknya masih berupa ruang dengan kaca pemisah dan ada lubang kecil-nya untuk meletakan uang. Kemudian ada juga ruang tunggu , ruang rapat , bahkan wcnya …. Yah wc ala2 Belanda donk ….
Bangunan didominasi warna hitam khas bangunan lama. selain itu ada juga alat peraga lainnya seperti timbangan barang, boogie/ban kereta, wesel. Selain bangunan utama stasiun , masih ada bangunan lainnya. Ingat tadi pas di parkiran kita melihat deretan lokomotif dan juga kereta. Dari dalam hall utama ini, berjalan ke utara kita dapat langsung melihat langsung lokomotif dan kereta tersebut. Dan juga balai yasa.
Balai yasa (disingkat: BY) adalah istilah dalam perkeretaapian Indonesia yang merujuk pada tempat yang digunakan untuk perawatan besar sarana perkeretaapian yang dimiliki oleh operator. Selain Balai Yasa, perbaikan juga bisa dilakukan di depot Lokomotif. — dikutip dari Wikipedia, 12 Januari 2018
Nah sepanjang rel menuju balai yasa…. ada bagian kereta lain yang juga dipajang. mulai dari kereta …. sampai …. kita juga dapat melihat turn table kereta, ituloh tempat memutar lokomotif/gerbong … yah memang sih balai yasanya kecil

GAGAL NAIK KERETA WISATA
Salah satu wish list gua berkunjung ke museum ini adalah naik kereta wisata. Kereta wisata ini akan membawa kita ke stasiun Bedono ataupun Tuntang pergi pulang. Namun …. kapasitas keretanya jauh dari kereta2 yang masih beroperasi di kota-kota besar. Kapasitas kereta ini hanya sekitar 40 orang a.k.a 2 kereta ( gerbong ) . Jadi sedikit kan.
Pembelian tiket hanya bisa di loket yang ada di hall utama stasiun ini. Jadi terpisah dengan tiket masuk yang tadi dijual di depan yah. Kereta hanya berjalan 2 kali perhari dan ini hanya weekend. Kalau weekday hanya melayani kereta rombongan / pesanana yah.
Ketika kami datang, dan menuju loket kereta wisata. Semua tiket sampai dengan jadwal terakhir sudah habis. Akhirnya tertunda lagi menikmati kereta wisata. Sepertinya ada group besar yang datang pagi ini.
tips ….
- Membawa makanan dan minuman karena di dalam area tidak ada penjualan makanan dan minuman. tapi tetap menjaga kebersihan yah
- tidak ada warung jualan di dalam kompleks museum ini. Kalau kamu keroncongan, terpaksa mencari makanan di luar museum.
- Menggunakan pakaian yang nyaman. kota salatiga berada agak diatas jadi cuacanya sejuk.
Kalau kamu mau mencoba kereta wisata ada baiknya kamu datang lebih awal yah pp
Nah, kalau kamu masih penasaran dengan kuliner, bisa mencoba makanan khas daerah ini. Saya sendiri cuman mencoba makan ditengah sawah. lokasinya ga jauh dari museum ini, tapiiiii …. karena kami salah jalan akhirnya harus memutar cukup jauh
Di kemudian hari , saya lihat lagi google maps. ternyata saat itu kami makan di Kampung Rawa, Ambarawa. Kalau melihat di google maps, memang memang jalur mobil itu memutar sekitar 5 km lebih jauh. Sedangkan pulangnya, kami menggunakan insting lagi memotong persawahan. Memang sih sih ada jalur aspalnya, tapi hanya cukup untuk 2 mobil ngepas. Untungnya saat itu saya menyewa sepeda motor bukan mobil. …
Selamat berwisata di kota Ambarawa ….
Related Posts

Hua Qing Hot Springs

Survey Korea Jepang : backpack ke gunung seoraksan korea selatan
